Senin, 11 Desember 2017

FISIOLOGI HEWAN

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
“Konsumsi Oksigen pada Hewan”
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dosen Ibu Siti Nurkamilah, M. Pd.
Disusun oleh :
 KELOMPOK 3

Elvia Desmonda                    (15542022)
Ai Nur Rela Rismayani        (15542002)
Neti Haryanti                         (15542004)
Dina Nur Agnia                     (15541003)
Erma Juwita                          (15542005)
Abdul Rouf                            (15542024)
Tia Rifaatul Fauziah             (14542032)
Deila Herdalia                        (14541054)
                                                            Kelas : 3-A
  S1 Pendidikan Biologi






Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
 Garut
  2017

A.    Judul Praktikum
“Konsumsi Oksigen pada Hewan (Jangkrik : Gryllus mitralus)

B.     Hari/Tanggal Praktikum
Selasa, 05 Desember 2017

C.    Tujuan
1.      Untuk mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik
2.      Untuk mengetahui factor-faktor yang memepengaruhi proses respirasi

3.      Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan respirahi pada hewan dengan kecepatan metabolismenya.
1.       
A.    Alat dan Bahan
·         Alat  Yang Digunakan
No
Gambar danNama alat
Fungsi
1.
Gelas kimia 

·         Tempat untuk menyimpan jangkrik
2.

Neraca analitic

·         Untuk menimbang jangkrik dalam satuan g
3.
Spatula
·         Untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan atau mengaduk larutan
5.
Suntikan
 
·         Untuk memasukan larutan metilen blue
6.
Pipet tetes

·         Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil

7.
Gelas ukur

·         Untuk mengukur volume larutan
8.
Lebel
·         Untuk memberi lebel pada gelas kimia 
9.
Respirometer Sederhana



·         Untuk mengukur kecepatan respirasi jangkrik

·         Bahan Yang Digunakan
No
Gambar dan nama bahan
Fungsi
1.
Kristal KOH


·         Untuk mengikat CO2
2.
Vaselin

·         Untuk menutup celah celah kecil

3.
Metilen blue

·         Untuk melihat laju didalam repirometr
4.
Jangkrik

·         Hewan yang digunakan untuk diukur kecepatan respirasinya
  
A.    Cara Kerja
1.      Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan;
2.      Menimbang tabung pada respirometer sederhana
3.      Memasukan jangkrik kedalam tabung respirometer sederhana kemudian menimbangnya kembali
4.      Mencatat hasil timbangan
5.      Mengambil kapas secukupnya untuk membungkus kristal KOH
6.      Masukan Kristal KOH yang telah dibungkus kapas kedalam tabung respirometer sederhana
7.      Memasukan jangkrik kedalam tabung yang sudah berisi KOH yang sudah dibungkus
8.       Kemudian satukan tabung dengan pipa skala pada alat respirimeter sederhana
9.      Menutup  sekeliling  sambungan tabung dengan pipa skala menggunakan vaselin untuk mencegah udara yang masuk
10.  Memasukan metilen blue pada ujung pipa skala menggunakan suntikan atau pipet tetes
11.   Amati pergerakan metilen blue pada pipa skala selama 5 menit dan melakukan pengulangan sebanyak 3 kali
12.  Menghitunglah jumlah konsumsi oksigennya
13.   Melakukan hal yang sama untuk setiap jangkrik yang digunakan dalam percobaan
14.   Membandingkan konsumsi O2 dari setiap jangkrik yang diamati
D.    Hasil pengamatan
Berat jangkrik jantan = (berat jangkrik + berat tabung) - berat tabung
                                    =21,51 g – 21,00 g
                                    = 0,51 g
Berat jangkrik betina besar  = (berat jangkrik + berat tabung) - berat tabung
                                                =21,56 g – 21,00 g
                                                = 0,56 g
Berat jangkrik betina kecil = (berat jangkrik + berat tabung) - berat tabung
                                                =21,35 g – 21,00 g
                                                = 0,35 g
Tabel  hasil pengamatan jangkrik betina dan jangkrik jantan dengan berat badan hampir sama
Jenis kelamin
Berat
Volume Konsumsi Oksigen (O2)
Rata-rata
5 ‘ ke-1
5 ‘ ke-2
5 ‘ ke-3
 Jangkrik betina
0,56 g
0,60 mL
0,12 mL
0,90 mL
0,54 mL
 Jangkrik jantan
0,51 g
0,33 mL
0,16 mL
0,28 mL
 0,25  mL
·         Perhitungan :
a.       Jumlah konsumsi Oksigen jangkrik betina
Konsumsi O2 = 0,54 mL / 5 menit / 0,56g
                      = 0,19 mL / menit / g
b.      Jumlah konsumsi Oksigen jangkrik jantan
Konsumsi O2 = 0,25 mL / 5 menit / 0,51g
                      = 0,09 mL / menit / g

Tabel  hasil pengamatan jangkrik yang berbeda ukuran tetapi satu kelamin (betina)
Jenis kelamin
Berat
Volume Konsumsi Oksigen (O2)
Rata-rata
5 ‘ ke-1
5 ‘ ke-2
5 ‘ ke-3
 Jangkrik betina besar
0,51 g
0,60 mL
0,12 mL
0,90 mL
0,54 mL
 Jangkrik betina kecil
0,44 g
0,45mL
0,22 mL
0,27 mL
 0,31  mL


·         Perhitungan :
a.       Jumlah konsumsi Oksigen jangkrik betina besar :
Konsumsi O2 = 0,54 mL / 5 menit / 0,56g
                      = 0,21 mL / menit / g
b.      Jumlah konsumsi Oksigen jangkrik betina kecil :
Konsumsi O2 = 0,31 mL / 5 menit / 0,35g
                      = 0,17 mL / menit / g
E.     Pembahasan
a.       Metabolisme
Salah satu ciri yang menunjukkan gejala hidup pada makhluk hidup adalah melakukan metabolisme. Semua bahan makanan seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak dapat menjadi sumber energi (ATP). Caranya adalah dengan melakukan transformasi energi melalui proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel tubuh.
Metabolisme berasal dari bahasa Yunani “Metabolismeos” atau perubahan. Metabolisme merupakan semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh organisme termasuk di tingkat selular untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Enzim dibutuhkan untuk memperlancar proses metabolisme, tanpa enzim proses ini tidak akan berjalan dengan baik alias terhambat. Dengan kata lain control dari metabolisme yang terus berjalan dalam tubuh makhluk hidup bergantung pada aktivitas enzim.
Fungsi metabolisme bagi tubuh adalah berperan penting bagi proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, diantaranya adalah ;
·         Menghasilkan, energi bagi dari proses perubahan zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh
·         Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan respirasi jaringan tubuh.
·         Mengganti jaringan yang rusak atau membentuk jaringan
·         Menyusun unit pembangun menjadi protein, asam nukleat dan komponen sel lainnya
Metabolisme secara umum terbagi atas 2 yaitu katabolisme dan anabolisme  yang memiliki tugas atau perannya masing-masing.
Anabolisme merupakan reaksi penyususnan zat yang berlangsung di dalam sel. Anabolisme terdiri dari dua jenis yaitu proses fotosintesis, dan kemosintesis .Sedangkan katabolisme merupakan reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Contohnya yaitu respirasi .
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi.
Respirasi akan membebaskan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan. Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.  Adapun reksi yang terjadi pada proses respirasi adalah :
Pada praktikum ini akan menggunakan hewan jangkrik yang termasuk kedalam serangga dengan klasifikasi sebagai berikut

KLASIFIKASI
Kingdom   : Animalia
Phylum     : Arthropoda
Klass        : Insecta
Ordo         : Orthopteran
Family      : Gryllidae
Genus       : Gyllids
Spesies      : Gryllus mitralus

Jangkrik, termasuk kedalam serangga. Trakea (corong hawa) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Berikut adalah mekanisme pernapasan pada serangga :
·         Udara masuk ke dalam tubuh melalui lubang spirakel yang memiliki katup pada eksoskeleton.
·         Udara mengalir masuk ke dalam tubuh dan diatur oleh otot kecil yang mengatur kerja katup spirakel. Ketika otot valve atau katup berkontraksi spirakel tertutup dan saat otot berelaksasi, spirakel terbuka.
·         Setelah udara masuk ke dalam tubuh, udara lalu diteruskan masuk ke dalam saluran trakea yang kemudian bercabang lagi dan membentuk saluran yang lebih halus yang disebut trakeolus. Seperti pada manusia yang memiliki alveolus sebgai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, trakeolus juga memiliki fungsi yang sama. Akan tetapi oksigen pada serangga dialirkan langsung pada sel tanpa bantuan sistem transportasi atau dengan sbantuan sel darah merah.
·         Oksigen dalam tabung trakea akan dilarutkan dalam cairan kemudian akan berdifusi masuk ke dalam sitoplasma sel.
·         Pada saat yang sama setelah oksigen berdifusi ke dalam sel, karbon dioksida sebagai sisa respirasi akan berdifusi dari dalam sel masuk ke saluran trakea dan kemudian akan dilepskan ke luar tubuh.
Pada praktikum kali akan dihitung jumlah konsumsi oksigen ( proses respirasi) pada jangkrik menggunakan alat respirometer sederhana. Respirometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti seranggabungaakar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/menit/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram berat tiap menit.

Prinsip kerja respirometer adalah jika dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme maka ada karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organiseme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat di amati pada pipa kapiler berskala.
Sebagai perbandingan digunakan jangkrik dari dua kelompok yang berbeda yaitu berdasarkan jenis kelamin dan berdasakan berat badan atau ukuran. Kelompok jangkrik pertama adalah jangkrik jantan dan betina yang memiliki berat hampir sama sedangkan kelompok jangkrik kedua adalah jangkrik betina dengan yang memiliki berat berbeda.
Hal pertama yang dilakukan adalah mencari tahu  berat jangkrik yang akan digunakan dalam praktikum , baik jangkrik dari kelompok pertama ataupun kedua . Caranya dengan menimbang  tabung pada alat respirometer sederhana terlebih dahulu dan mencatatnya, kemudian memasukan jangkrik kedalam tabung  yang sudah diukur sebelumnya sehingga didapat berat tabung dan berat jangkrik.

Untuk mengetahui berat jangkrik nya saja dapat dihitung menggunakan selisih , yaitu :
Apabila sudah didapat hasil perhitungan berat jangkrik yang diinginkan, jangkrik tersebut dikeluarkan kembali dari tabung respirometer sederhana dan menyimpannya didalam gelas kimia.
Pada tabung respirometer sederhana   dimasukan 3 butir KOH yang dibungkus dengan kapas. Kemudian jangkrik dimasukan kedalamnya.


Dalam percobaan ini digunakan KOH berfungsi sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
Tabung tersebut akan disatukan kembali pada pipa skala yang ada pada alat respirometer. Untuk mencegah masuknya udara dari luar, pada bagian sambungan antara tabung dengan pipa skala ditutup menggunakan vaselin.
Pada pipa skala dimasukan larutan metilen blue secukupnya menggunakan suntikan atau pipet tetes.

Metilen blue yang bergerak didalam pipet tetes menunjukan terjadinya proses respirasi dimana oksigen yang gunakan dapat dihitung.Larutan metilen blue berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik) pada repirometer sederhana. Larutan metilen blue selama percobaan selalu bergerak mendekati tabung respirometer sederhana karena jangkrik dalam respirometer dapat menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan metilen blue yang berwarna dapat bergerak.
Perhitungan jumlah konsumsi oksigen ini dihitung  3 x 5 menit sehingga didapat rata-rata konsumsi oksigen setiap 5 menit.
Perlakuan di atas dilakukan pada jangkrik dari kelompok pertama berdasarkan perbedaan jenis kelamin terdiri dari jangkrik jantan dan betina yang memiliki berat hampir sama dan pada jangkrik dari kelompok keduaberdasarkan ukuran atau berat terdiri dari jangkrik betina yang berukuran berbeda (besar dan kecil).
·         Perbandingan berdasarkan jenis kelamin antara jangkrik jantan dan jangkrik betina  yang memiliki berat badan hampir sama
Jangkrik yang digunakan adalah jankrik betina yang berukuran 0,56 g dan jangkrik jantan yang berukuran 0,51 g. adapun konsumsi oksigen jangkrik betina dalam 3 x 5 menit adalah  :
-          5 menit pertama : jumlah konsumsi oksigennya 0,60 mL
-          5 menit kedua : jumlah konsumsi oksigennya 0,12 mL
-          5 menit ketiga : jumlah konsumsi oksigennya 0,90 mL
5 ‘ ke-1


5 ‘ ke-2


5 ‘ ke-3


Dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik betina dalam 5 menit adalah 0,54 mL / 5 menit / 0,56 g. Berarti setiap menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,19 mL / menit / g
Sedangkan konsumsi oksigen jangkrik jantan dalam 3 x 5 menit adalah  :
-          5 menit pertama : jumlah konsumsi oksigennya 0,33 mL
-          5 menit kedua : jumlah konsumsi oksigennya 0,16 mL
-          5 menit ketiga : jumlah konsumsi oksigennya 0,28 mL
5 ‘ ke-1


5 ‘ ke-2


5 ‘ ke-3


Dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik jantan dalam 5 menit adalah 0,25 mL / 5 menit / 0,51 g. berarti setiap  menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,09 mL / menit / g.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuktikan bahwa jumlah konsumsi oksigen pada jangkrrik betina lebih besar daripada jumlah konsumsi oksigen jangkrik jantan hal tersebut disebabkan karena karena betina memiliki sistem hormonal yang lebih kompleks dibanding jantan. Tetapi untuk lebih memastikannya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut atau dengan mencari sumber yang lebih relevan.
·         Perbandingan antara jangkrik betina  yang memiliki ukuran atau berat badan berbeda Jangkrik yang digunakan adalah jankrik betina (besar) yang berukuran 0,56 g  dan jangkrik betina (kecil) yang berukuran 0,33 g . Adapun konsumsi oksigen jangkrik betina (besar) yang berukuran 0,56 g dalam 3 x 5 menit adalah  :
-          5 menit pertama : jumlah konsumsi oksigennya 0,60 mL
-          5 menit kedua : jumlah konsumsi oksigennya 0,12 mL
-          5 menit ketiga : jumlah konsumsi oksigennya 0,90 mL
5 ‘ ke-1


5 ‘ ke-2


5 ‘ ke-3


Dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik betina besar dalam 5 menit adalah 0,54 mL / 5 menit / 0,56 g. berarti setiap  menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,19 mL / menit / g
Sedangkan konsumsi oksigen jangkrik betina (kecil) yang berukuran 0,35 g dalam 3 x 5 menit adalah  :
-          5 menit pertama : jumlah konsumsi oksigennya 0,45 mL
-          5 menit kedua : jumlah konsumsi oksigennya 0,22 mL
-          5 menit ketiga : jumlah konsumsi oksigennya 0,27 mL




5 ‘ ke-1

5 ‘ ke-2
5 ‘ ke-3
 


Dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik betina (kecil) yang berukuran 0,35 g dalam 5 menit adalah 0,31 mL / 5 menit / 0,35 g. berarti setiap 5 menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,17 mL / menit / g.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuktikan bahwa jumlah konsumsi oksigen pada jangkrik betina (besar) yang berukuran 0,56 g lebih besar daripada jumlah konsumsi oksigen jangkrik betina (kecil) yang berukuran 0,35 g. hal tersebut terjadi karena Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar.
Semakin berat serangga semakin cepat pergerakan larutan metilen blue pada pipa berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala. Ini artinya semakin berat tubuh serangga, akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat pernafasannya. Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat respirasinya.
Dari kedua perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa factor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah :
a.       Faktor Dalam
a)       Jenis kelamin
Jangkrik  betina dan jangkrik jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.Konsumsi oksigen jangkrik betina lebih besar diandingkan dengan konsumsi oksigen jangkrik jantan. Dari suatu sumber dikatakan bahwa perbedaaan tersebut disebabkan karena pada  hewan betina terdapat system hormonal yang lebih kompleks dibandingkan pada hewan jantan yang memiliki system hormonal yang lebih sederhana.
b)      Berat badan
Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus.Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Semakin berat serangga semakin cepat pergerakan larutan metilen blue pada pipa berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat pergerakan larutan metilen blue pada pipa berskala.
Ini artinya semakin berat tubuh serangga, akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat pernafasannya. Sebaliknya,    semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat respirasinya. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia lebih banyak membutuhkan oksigen sehingga akan bernafas cepat.
Selain itu ada beberapa factor internal lain yang mempengaruhi laju respirasi pada hewan , yaitu :
a)       Aktivitas tubuh
Semua makhluk hidup jika aktivitasnya banyak pasti membutuhkan banyak oksigen juga sama seperti halnya pada serangga.
b)       Kondisi Fisik
Jika menguji pernapasan pada hewan yang lebih besar pasti membutuhkan lebih banyak laju mengkonsumsi oksigen.
b.      Faktor Luar
a)       Temperatur atau suhu
Jika temperatur atau suhu tidak teratur maka dapat mempengaruhi laju konsumsi oksigen.  Semakin tinggi suhunya, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan karena H2O yang dihasilkan oleh respirasi berguna untuk menyesuaikan tubuh dengan menurunkan suhu.
b)       Kadar O2 di dalam udara
Kadar O2 akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
c)      Konsentrasi CO2 dalam udar
Semakin banyak konsentrasi CO2 diudara maka kecepatan respirasi akan semakin melambat, begitupun sebaliknya ketika konsentrasi CO2 di udara sedikit maka kecepatan respirasi akan semakin cepat
d)     Kelembapan







E.     Kesimpulan
·         Kecepatan respirasi yang ditunjukan dari konsumsi Oksigen yang dikonsumsi jangkrik dengan jenis kelamin beda lebih besar konsumsi oksigen jangkrik betina, yaitu :
Dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik betina dalam 5 menit adalah 0,54 mL / 5 menit / 0,56 g. Berarti setiap menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,19 mL / menit / g .
Sedangkan pada jangkrik jantan Dari 3 x5 menit dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik jantan dalam 5 menit adalah 0,25 mL / 5 menit / 0,51 g. berarti setiap menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,09 mL / menit / g.
·         Kecepatan respirasi yang ditunjukan dari konsumsi Oksigen yang dikonsumsi jangkrik dengan berat dan ukuran yang berbeda lebih besar konsumsi oksigen jangkrik betina besar, yaitu :
Dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen jangkrik betina besar dalam 5 menit adalah 0,54 mL / 5 menit / 0,56 g. Berarti setiap menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,19 mL / menit / g .
Sedangkan pada jangkrik betina kecil dari 3 x5 menit ini dapat diperoleh rata-rata konsumsi oksigen dalam 5 menit adalah 0,31 mL / 5 menit / 0,35 g. Berarti setiap 5 menit oksigen yang dikonsumsi jangkrik adalah 0,17 mL / menit / g.
·         Faktor yang memepengaruhi kecepatan respirasi adalah :
a.       Faktor Dalam
a)       Jenis kelamin
b) Berat badan
c)      Aktivitas tubuh
d)     Kondisi Fisik
c.       Faktor Luar
a)       Temperatur atau suhu
b)      Kadar O2 di dalam udara
c)      Konsentrasi CO2 dalam udar
d)     Kelembapan
·         Semakin besar ukuran dan berat, aktivitas yang dilakuan, jenis kelamin jangkrik dan yang lainnya maka semakin cepat juga proses metabolismenya.


Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar